Kota Banjarbaru menunjukkan keseriusan dalam membangun lingkungan hidup yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas perkotaan, tantangan pengelolaan lingkungan semakin kompleks—mulai dari masalah sampah, penurunan kualitas udara, hingga penataan ruang hijau yang kian terbatas. Namun, di tengah tantangan itu, pemerintah kota justru memperkuat komitmen dengan berbagai inovasi dan pendekatan kolaboratif.
Upaya ini terlihat dari bagaimana Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarbaru menata kebijakan dan menjalankan program berbasis partisipasi publik. Pemerintah daerah menyadari bahwa menjaga kelestarian lingkungan tidak cukup hanya dengan peraturan. Butuh keterlibatan aktif masyarakat, edukasi yang konsisten, serta sistem pelayanan yang transparan dan mudah diakses.
Salah satu langkah nyata menuju arah itu adalah pengembangan layanan digital dan publikasi terbuka yang kini dapat diakses masyarakat luas melalui dlhbanjarbaru.id. Portal ini menjadi pusat informasi kebijakan lingkungan, laporan kegiatan, hingga kanal pengaduan masyarakat. Di dalamnya, warga dapat memantau program seperti pengelolaan sampah, kegiatan penghijauan, dan pembinaan komunitas hijau di Banjarbaru.
Inisiatif digital tersebut bukan sekadar inovasi administrasi, tetapi juga strategi memperkuat akuntabilitas. Melalui sistem daring, masyarakat lebih mudah terhubung dengan program pemerintah dan dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan sekitar. Bagi DLH Banjarbaru, pendekatan ini menjadi cara efektif untuk menumbuhkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap program lingkungan yang sedang berjalan.
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Sampah masih menjadi pekerjaan besar bagi banyak daerah, termasuk Banjarbaru. Untuk menjawab persoalan itu, pemerintah mendorong pendekatan reduce, reuse, recycle (3R) melalui sistem bank sampah di tingkat kelurahan. Warga diajak memilah sampah organik dan anorganik dari rumah, sementara pengelola bank sampah menyalurkan hasil daur ulang ke pihak industri atau pengrajin.
Program ini terbukti efektif di beberapa wilayah. Volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir berkurang, sementara kesadaran masyarakat meningkat. Di sisi lain, kegiatan bank sampah juga memberikan nilai ekonomi bagi warga yang aktif menabung sampahnya.
Tak berhenti di sana, DLH Banjarbaru juga memperkuat infrastruktur kebersihan kota. Armada pengangkut diperbarui, titik TPS diperbaiki, dan pelatihan bagi petugas lapangan rutin dilakukan. Pendekatan ini memperlihatkan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya urusan teknis, tapi juga sistem sosial yang melibatkan semua lapisan masyarakat.
Penataan Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau (RTH) menjadi elemen penting dalam menciptakan kota yang sehat dan nyaman. Pemerintah Kota Banjarbaru berkomitmen menambah kawasan hijau melalui penanaman pohon di area publik, penataan taman kota, dan program adopsi pohon oleh masyarakat.
DLH Banjarbaru juga melakukan revitalisasi beberapa taman agar berfungsi ganda, bukan hanya sebagai tempat rekreasi, tapi juga pusat edukasi lingkungan. Di taman-taman tersebut, masyarakat dapat belajar tentang konservasi air, pengelolaan sampah, hingga jenis-jenis tanaman lokal.
Data internal menunjukkan peningkatan jumlah RTH publik dalam dua tahun terakhir. Meski angka pastinya belum signifikan, tren ini menunjukkan arah yang positif menuju keseimbangan antara ruang terbangun dan ruang alami.
Edukasi dan Kesadaran Publik
DLH Banjarbaru menilai bahwa keberhasilan program lingkungan sangat bergantung pada kesadaran masyarakat. Karena itu, edukasi menjadi pilar utama. Program seperti Sekolah Adiwiyata, kampanye Gerakan 3R, serta pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga terus digalakkan.
Melalui kolaborasi dengan sekolah, komunitas, dan lembaga swasta, dinas berupaya mengubah pola pikir masyarakat tentang pentingnya perilaku ramah lingkungan. Misalnya, kegiatan pembuatan kompos di sekolah dasar, lomba kebersihan antar-RT, hingga kampanye diet plastik di pasar tradisional.
Pendekatan edukatif ini membuat isu lingkungan terasa dekat dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Bukan hanya kampanye musiman, tapi gerakan yang bertumbuh dari kesadaran bersama.
Pengawasan dan Inovasi
Selain program berbasis masyarakat, DLH Banjarbaru juga fokus pada pengawasan pencemaran dan inovasi teknologi. Pemeriksaan rutin kualitas air, udara, serta pemantauan limbah industri dilakukan untuk memastikan aktivitas ekonomi tidak merusak lingkungan.
Beberapa kegiatan pengawasan kini juga dilengkapi dengan sistem pelaporan digital. Masyarakat dapat menyampaikan keluhan atau laporan pencemaran melalui kanal online yang terhubung langsung ke dinas. Sistem ini mempercepat penanganan sekaligus menjadi bukti keterbukaan informasi publik.
Dalam waktu yang sama, inovasi sederhana juga mulai dikembangkan — seperti alat pencacah kompos dan pengolahan limbah organik skala kecil. Meski masih terbatas, inisiatif ini memberi sinyal kuat bahwa arah pengelolaan lingkungan di Banjarbaru tidak hanya berbasis rutinitas, tetapi juga berorientasi pada inovasi berkelanjutan.
Kolaborasi Menuju Kota Hijau
Pemerintah Kota Banjarbaru sadar bahwa isu lingkungan hidup tidak bisa ditangani oleh satu instansi saja. Karena itu, koordinasi lintas sektor terus diperkuat. Dinas Lingkungan Hidup bekerja sama dengan dinas pendidikan, dinas pekerjaan umum, hingga komunitas relawan hijau untuk memastikan kebijakan kota tetap berpihak pada keberlanjutan.
Kegiatan seperti penanaman pohon massal, kerja bakti lintas instansi, hingga kampanye kebersihan di pusat kota menjadi agenda rutin yang melibatkan banyak pihak. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa kesadaran menjaga lingkungan telah meluas, tidak hanya menjadi tugas pemerintah.
Jalan Panjang Menuju Kota Ramah Lingkungan
Membangun kota ramah lingkungan memang tidak bisa selesai dalam waktu singkat. Tantangan seperti kesadaran publik yang belum merata, keterbatasan anggaran, dan perubahan iklim global menjadi pekerjaan rumah yang terus harus diselesaikan. Namun arah Banjarbaru sudah jelas: menjadikan pembangunan dan kelestarian lingkungan berjalan beriringan.
Dengan fondasi digital yang kuat, partisipasi publik yang meningkat, serta komitmen pemerintah daerah yang konsisten, Banjarbaru berpotensi menjadi salah satu kota hijau yang patut dicontoh di Kalimantan Selatan.
Keberadaan layanan dan informasi terbuka melalui platform seperti dlhbanjarbaru.id hanyalah satu bagian dari perjalanan panjang itu. Di ujungnya, yang paling menentukan adalah seberapa besar masyarakat mau terlibat menjaga lingkungan di sekitar mereka—karena kota hijau bukan hanya dibangun oleh pemerintah, tapi oleh semua warganya.